Jumat, 21 Januari 2011

Berbagai Kasus Perilaku Konsumen Paska Pembelian

Kepuasan konsumen merupakan tujuan utama setiap pelaku bisnis, di samping keuntungan tentunya. Bermacam tanggapan dari konsumen senantiasa dijadikan masukan yang sangat berharga untuk memperbaiki dan mengembangkan perusahaan di masa mendatang. Namun, untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap suatu produk, tentu bukanlah suatu hal mudah. Perlu evaluasi dari pemasar.

Kasus perilaku konsumen pascapembelian memang menjadi sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh oleh setiap pemasar. Pemasar tidak boleh menganggap tahap ini merupakan akhir dari sebuah siklus penjualan. Bagaimanapun, keputusan konsumen untuk menggunakan suatu produk berawal dari tahap pascapembelian ini.

Setidaknya, terdapat beberapa kasus perilaku konsumen yang mungkin muncul pascapembelian suatu produk, di antaranya menyangkut tingkat kepuasan dan tindakan yang akan diambil pascapembelian.

1. Tingkat Kepuasan Pascapembelian

Keputusan membeli suatu produk tentu akan mendatangkan pengalaman tersendiri bagi konsumen yang bersangkutan. Bisa saja konsumen mandapatkan sesuatu yang sama sekali di luar harapannya atau mungkin mendapatkan sesuatu yang jauh lebih banyak dari harapan awal. Untuk itu, tingkat kepuasan konsumen ini dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu puas dan tidak puas.

Penilaian untuk mengukur kepuasan dan ketidakpuasan ini terdiri atas tiga bentuk yang berbeda, yakni:

  1. diskonfirmasi positif, yaitu suatu keadaan yang menyatakan bahwa daya guna produk yang telah dibeli tersebut lebih baik dari yang diharapkan;
  2. konfirmasi sederhana, yaitu suatu keadaan yang menyatakan bahwa daya guna produk yang telah dibeli tersebut sama atau sesuai dengan yang diharapkan;
  3. diskonfirmasi negatif, yakni suatu keadaan yang menyatakan bahwa daya guna produk yang telah dibeli tersebut lebih buruk atau jauh di bawah harapan.


2. Tindakan Pascapembelian

Tindakan pascapembelian dipengaruhi oleh kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Jika konsumen merasakan kepuasan terhadap produk yang telah dibelinya, kemungkinan untuk menggunakan barang itu lagi secara kontinyu pun bisa terjadi. Selain itu, sebaran informasi yang baik tentang produk itu bukan mustahil akan didengar orang dan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Namun, jika konsumen merasa tidak puas, ada beberapa kemungkinan negatif yang akan dilakukan, seperti menunjukkan ketidakpuasannya secara langsung melalui komunikasi atau ucapan yang tidak baik, memutuskan untuk tidak membeli produk itu lagi, atau konsumen itu akan mengeluh.

Ketidakpuasan konsumen merupakan sesuatu yang memiliki risiko fatal terhadap kelangsungan perusahaan. Bukan mustahil, berbagai sebaran informasi yang buruk tentang produk tersebut akan didengar oleh banyak pihak. Itu berarti, kerugian besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, dalam menciptakan suatu produk, pemasar harus benar-benar menomorsatukan kepuasan konsumen.

Itulah beberapa kasus perilaku konsumen yang mungkin muncul pascapembelian suatu produk. Semoga bermanfaat!

Selasa, 18 Januari 2011

Teh Botol Sosro Ternyata Tidak Mengandung Racun


Teh botol sosro ternyata tidak mengandung racun akhirnya membuah hasil.Ada komentar dari seorang pengunjung yang bernama Mas Chandra memberikan komentar di artikel sebelumnya.Dia memberikan link sumber blog dimana asal mula isu ini muncul. Berikut pengakuan dari sumber blog ini yang saya kutip dari situs ini :

Tulisan mengenai Dihidrogen Monoksida, DHMO, dan Hydroxylic Acid di dalam teh botol sosro adalah ciptaan saya yang digunakan sebagai bahan diskusi mengenai Hoax Marketing di mailing list Creative Circle Indonesia. Waktu itu saya mengajukan ide untuk bereksperimen dengan media hoax untuk mengiklankan suatu produk. Sebagai contoh kasus, saya ambil teh botol sosro yang diattach ke hoax mengenai DHMO yang sudah lebih dulu ada.

Silakan baca kronologisnya di sini.

Berhubung itu hanya untuk bahan diskusi TERTUTUP di mailing list Creative Circle Indonesia, saya sudah mewanti-wanti anggota lain untuk tidak memforward hoax itu ke luar. Tapi tampaknya ada yang usil sehingga akhirnya berita itu tersebar juga.

Anyway, seperti yang saya perkirakan, hoax memang media yang sangat ampuh untuk menyisipkan pesan. Terbukti hanya hitungan minggu hoax ini sudah melanglangbuana hingga pengguna yahoomail singapura. Saat saya coba search, tiga forum sudah ribut membicarakan hoax ini.

Tapi gejala menarik untuk kita lihat bahwa TIDAK ADA SATUPUN pembicaraan di forum-forum itu yang terpengaruh oleh Hoax ini. Tidak ada yang kehilangan selera terhadap teh botol sosro, sebaliknya malah menyimpulkan bahwa berita ini adalah negative campaign yang dikarang oleh pesaing teh botol sosro. Banyak juga yang menyenangi hoax ini karena idenya konyol, mengendorse AIR sebagai racun yang ada di dalam teh botol (hydroxylic acid adalah nama lain air yang kedengarannya seperti racun mematikan).

Sebagai penutup, saya MEMINTA MAAF kepada tim marketing teh botol sosro beserta jajaran Public Relationnya karena menambah kerjaan mereka untuk membantah hoax ini. Seperti saya ungkapkan di atas, hoax ini sebenarnya hanya untuk bahan diskusi, dan saya SUDAH MEMINTA anggota CCI untuk tidak memforward beritanya kepada siapapun.


Alhamdulillah …. ternyata setelah saya membaca berulang kali, saya merasa mantap bahwa TEH BOTOL SOSRO MENGANDUNG RACUN adalah sebuah ISU BELAKA. Dari kutipan diatas, disitus tersebut yang bersangkutan sudah mengakui dan menegaskan bahwa TEH BOTOL SOSRO TIDAK MENGANDUNG RACUN.

Saya berpikir apakah ini sebuah kedok untuk menjatuhkan produk sosro karena persaingan bisnis ? kenapa tidak produk minuman yang lain ? Kan saat ini banyak bahan makanan yang menggunakan bahan hydroxylic acid. Padahal bahan hydroxylic acid ini tidak berbahaya bagi manusia. Semoga teh botol sosro ini selalu eksis. Karena ini adalah minuman favorite saya ketika lagi santai. Sesuai dengan motto iklannya … “Apapun makanannya, minumnya tetap Sosro“. Akhir kata dari saya ….


Karakter perokok dari jenis rokok

Ketika iseng – iseng browsing menjelajahi dunia maya, saya menemukan artikel yang unik. Artikel ini menurut saya cocok dengan kondisi saya sebagai perokok aktif walaupun saat ini sedang berusaha giat – giatnya mengurangi frekuensi merokok. Alangkah hebatnya yang meneliti hingga begitu detail. Mungkin ada beberapa cocok dengan kepribadian anda. Oke… saatnya kita menjenguk pointnya. Dari sumber yang saya dapatkan, ini adalah hasil sebuah penelitian. Well … semoga cocok deh … HeHeHe …

Rokok Dji Sam Soe Kretek
Bagi perokok yang merokok Dji Sam Soe Kretek punya karakter yang kuat, menyukai tantangan dan sikap sebagai pemimpin dan wiraswasta [ enterpreneurship ] yang mantap akan tetapi egois.

Rokok Gudang Garam Filter International
Bagi perokok yang merokok Gudang Garam Filter International punya idealisme sendiri, acuh tak acuh atau cuek, sederhana, apa adanya, relax dan tidak menyukai keributan deh.

Rokok Djarum Super
Bagi perokok yang merokok Djarum Super memiliki idealisme sendiri, cuek dan ingin sebagai pusat perhatian. Terlebih lagi, menyukai keributan. Tetapi dalam pertemanan sangat baik.

Rokok Sampoerna A Mild
Bagi perokok yang merokok Sampoerna A Mild selalu punya gaya tersendiri, pandai bergaul hingga kadang – kadang semua keputusan yang harus diambil terpengaruh oleh lingkungannya dan tidak menyukai kerumitan masalah sehingga lebih suka mencari safety way.

Rokok Marlboro
Bagi perokok yang merokok Marlboro memilik karakter yang kuat, stylist, cuek dan ingin menonjolkan diri serta memiliki mental enterpreneurship yang kuat.

Rokok Marlboro Menthol
Bagi perokok yang merokok Marlboro Menthol memiliki karakter yang kuat dan selalu ingin menonjolkan diri, tidak mau kalah alias pengen menang sendiri hingga menggunakan segala kekuatan yang dimiliki untuk menang dan setiap kali bertemu pertama membuat kesan yang menggoda.

Rokok Mild Menthol
Bagi perokok yang merokok Mild Menthol jenis apapun, memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain dan tidak mau kalah serta kemampuan sebagai pemimpin yang kuat.

Rokok Mild Yang Lain
Bagi perokok yang merokok merk lain, selalu stylist, supel, kuat dengan pendiriannya sendiri tetapi egois dengan lingkungan sekitarnya.

Rokok Kretek Yang Lain
Bagi perokok yang merokok merk Kretek jenis lain mempunyai watak pendirian teguh, supel, menyukai tantangan dan mental enterpreneurship yang kuat.

Rokok Apapun
Bagi perokok yang merokok merk jenis apapun, supel tetapi labil sehingga dalam pergaulan mudah terpengaruh, menyukai hal – hal yang baru dan selalu kesulitan setiap mengambil keputusan.


Bagaimana dengan anda ? Yah namanya aja penelitian … bisa di ambil kesimpulan bahwa itu semua secara global tidak seratus persen. Tetapi lumayan lah bisa mengukur diri sendiri kepribadian apa yang ada di diri anda sendiri. Enjoy …

Interior Cozy J-Co Sukses Hipnotis Konsumen

Kalo pikiran lagi buntu alias mampet, ada baiknya kalau kita mencari suasana yang beda. Bukan apa-apa, selain untuk penyegaran suasana, kadang otak kita akan bekerja lebih baik kalo lagi ada stimulus yang mendukung. Misalnya tempatnya gak sumpek dan bikin kita out of the box. Apalagi kalau sudah terkena tugas besar kuliah perancangan desain produk sampai desain furniture. Refresh pikiran seyogyanya dilakukan buat inspirasi baru, mengeluarkan aura buruk dan menyerap aura kebaikan, hehehee.
Kali ini, jalan-jalannya adalah nongkrong di J-Co. tempat diskusi yang cozy dan cukup relax untuk penghilang stress. Outlet donat yang beruntung kali ini adalah outlet yang berdiri gagah di Galaxy Mall, Surabaya. Donat memang bukan panganan yang asing bagi masyarakat Indonesia. sejak kecil pun saya sudah familiar dengan makanan bulat bolong tengahnya ini. Tidak hanya di kota, bahkan di kampung pun ada.

Namun 4 tahun terakhir ini, donat seakan mengalami redefinisi. Penyebabnya tak lain adalah J.CO Donuts, yang outletnya selalu dipenuhi antrean para penikmatnya. Inovasi rasa dan bentuk, serta kualitas materi yang prima, merukpakan kunci kesuksesan merek ini. Antrean panjang khas J.CO kini juga melanda Malaysia dan Singapura. Antrean di negara lain? Kita tunggu tanggal mainnya



Antrean yang cukup nyaman pun menjadi daya tarik tertentu. bisa dilihat bagaimana asyiknya anak-anak diatas memilih donat yang didisplay sedemikian rupa oleh outlet dout besutan Johhny Andrea tersebut.


Warna soft yang digunakan dalam outlet dounat yang baru launching tahun 2005 ini cukup unik dan nyaman. Walau tidak bisa dipungkiri, sekilas tema yang digunakannya teringat interior Starbucks. Tapi tetep, aksentuasi dan ornamennya tentu saja khas J-Co.
Jenis furniture yang dipilih pun warna-warna kalem sesuai tema. Selain itu, ada beberapa macam jenis bahan furniturenya. ada yang dari pure kayu, ada pula yang pakai sofa. dengan bentuk yang bermacam-macam, namun masih tergabung dalam satu tema yang sedap dipandang mata. wanna try ???

Starbucks Coffee: Antara Tindakan Sosial dan Gaya Hidup


Iim bukanlah penggemar kopi, tapi sekarang ia bersama suaminya sering menghabiskan weekend dengan nongkrong di Sturbuck Plaza Senayan selepas makan siang hingga maghrib. Berbekal laptop masing-masing, pengunjung yang lain pun tenggelam dalam dunia mereka. Ada yang nge-blog atau pun menulis artikel, ada pula yang asyik membaca buku sambil mengutak-atik demo musik di laptopnya. Bahkan ada yang serius ngobrol bersama, yang nampaknya membahas bisnis dengan kliennya.

Kehadiran Starbucks Coffee menawarkan aktivitas mengopi yang berbeda dengan kafe-kafe sebelumnya. Citra sebagai kafe yang bergengsi yang disandang oleh Starbucks Coffe terlihat dari cara Starbucks Coffee memfasilitasi para pelanggannya dengan kebutuhan-kebutuhan yang mengarah pada kebutuhan kaum elit, kenyamanan, serta keakraban yang membuat betah para pelanggan. Detail-detail inilah yang mungkin luput dari perhatian kafe-kafe yang muncul lebih dulu sebelum Starbucks Coffee.

Dalam catatan tersebut, bisa ditangkap bahwa Starbucks Coffee telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pengunjungnya. Kita juga bisa melihat bahwa tujuan utama seseorang berkunjung ke Starbucks Coffee, bukanlah kopi-nya, tapi hal lain yang disuguhi selain kopi. Karena, berbagai jenis variasi olahan minuman kopi di Starbucks Coffee, bisa ditemui pula di kafe-kafe lain dengan cara penyajian yang berbeda seperti jenis minuman cafe late, flat white, atau cafe and liquor (kopi yang dicampur minuman beralkohol). Apabila dibandingkan, harga minuman di Starbucks Coffee pun lebih mahal dari harga-harga minuman di kafe sejenis dari luar negeri.

Tengoklah harga minuman termurah di Starbucks Coffe adalah Rp. 19.900,-, sementara di Cup & Cino 15.000,-, bahkan di Coffe Beans ‘hanya’ Rp. 12.500,-.

Dari hal di atas, kita bisa melihat bahwa harga secangkir kopi termurah di Starbucks Coffee tidak bisa dikatakan ‘murah’ apabila dibandingkan dengan harga secangkir kopi di Coffe Beans atau Cup&Cino. Bila ditelaah dari sudut ekonomis, seseorang akan cenderung untuk memilih kafe dengan tawaran harga paling murah, dengan kualitas rasa yang sama, kenyamanan yang tidak berbeda jauh, dan sama-sama dari luar negeri. Namun, yang terjadi di lapangan, sebagian besar pecinta kopi di kota-kota besar masih cenderung untuk memilih Starbucks Coffee sebagai tempat yang tepat untuk mengopi.

Hal ini berkaitan dengan citra yang berhasil dimunculkan oleh Starbucks Coffee terhadap para konsumen, bahwa Starbucks Coffee tidak hanya menyajikan berbagai variasi minuman kopi, tapi juga ‘menjual’ kesan yang menyenangkan kepada para pelanggannya.

Starbucks Coffee memahami betul pangsa pasarnya. Penyediaan sofa-sofa yang empuk, selain kursi-kursi yang berkesan formal, adalah bentuk komitmen atas kesadaran Starbucks Coffee, bahwa tidak semua pelanggannya menyukai kursi yang formal, dan tidak semua pelanggan pula menyukai sofa yang kurang tepat untuk acara-acara formal seperti rapat kantor atau bertemu klien. Selain itu, adanya stop kontak di setiap kursi juga merupakan fasilitas yang terkesan remeh temeh, tapi sangat bermakna buat orang-orang dengan mobilitas tinggi. Sementara pengunjung menikmati secangkir kopi sambil mengobrol, ia juga bisa mengisi kembali baterai handphone atau laptop, sehingga mobilitas mereka tidak terganggu hanya karena habisnya baterai handphone atau laptop. Koneksi langsung setiap gerai Starbucks Coffee dengan internet secara cuma-cuma juga menunjukkan bahwa Starbucks Coffee menghargai informasi yang berubah serba cepat, sebagaimana pengunjungnya yang juga tidak bisa lepas dari informasi di dunia luar. Inilah yang mungkin luput dari perhatian kafe-kafe lain yang sudah ada sebelum Starbucks Coffee hadir.

Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Starbucks Coffee ini secara tidak langsung menentukan jenis konsumen seperti apa yang akan memenuhi gerainya. Begitu pula dari segi harga tiap secangkir kopi. Maka, tidak heran bila kemudian, Starbucks Coffee mempunyai citra sebagai tempat mengopi kalangan menengah ke atas dengan mobilitas yang tinggi.

Satu hal yang tidak lepas dari strategi pemasaran Starbucks Coffee, adalah memahami bahwa kaum urban di kota besar sangat menghargai waktu dan penuh pertimbangan ekonomis. Bila mereka tengah mengopi, maka aktivitas tidak hanya berhenti sampai ‘mengopi’ saja, tapi juga harus ada kegiatan yang lebih produktif lagi seperti menulis artikel, bertemu klien kantor, atau memanfaatkan fasilitas jaringan nirkabel yang disediakan Starbucks Coffee untuk berselancar di dunia maya. Apabila dikembalikan pada pendapat Karl Polanyi, bahwa di era kontemporer, masyarakat akan melihat segala bentuk hubungan dilandaskan atas pertimbangan ekonomis, maka sebab-sebab tersebut sangat masuk akal.

Mengopi di Starbucks Coffe, bukan lagi menjadi aktivitas ngopi semata. Ada nilai prestise dan atmosfer gaya hidup modern di dalamnya, sehingga seseorang akan dianggap ‘keren’ bila mengopi di Starbucks Coffee. Brand image seperti ini tidak muncul dengan sendirinya. Starbucks Coffee Company sendiri yang membuat standar tertentu agar setiap gerainya di seluruh dunia mempunyai identitas tersendiri. Seperti tata ruang yang mewah, lokasi di pusat-pusat perbelanjaan elit, harga setiap cangkir kopi yang di atas harga secangkir kopi di kafe lain, serta fasilitas yang mendukung mobilitas kalangan tertentu.

Hal yang perlu disadari pula adalah, dengan kemunculan kafe-kafe ini, kegiatan mengopi bukan lagi sekadar menikmati secangkir kopi. Ada konstruksi sosial yang terbentuk di belakangnya. Pertama, kecenderungan seseorang untuk bergaul dengan kelompok sosialnya. Hakikat dasar manusia adalah tidak bisa sendiri. Ia akan selalu mencari teman untuk berbagi dan bergantung. Sebuah kecenderungan manusia pula untuk memilih teman yang mempunyai kebiasaan yang sama, cara berpikir yang sama, dan dari kelompok yang sama. Sehingga, seseorang akan merasa sangat nyaman apabila ia sedang berkumpul dengan komunitasnya. Kedua, perasaan ingin diakui sebagai bagian dari kelompok tertentu. Seseorang dalam kelompok sosial tertentu, akan merasakan dirinya diakui oleh orang lain di dalam maupun di luar kelompoknya sebagai bagian dari kelompok tersebut jika ia terbiasa mengopi di kafe-kafe elit. Hal ini berkaitan dengan perasaan bangga atau prestise yang kemudian akan dirasakannya setelah mengopi di kafe tersebut.

Pola konsumsi kaum urban yang mementingkan brand image ini merupakan gambaran mengenai gaya hidup kaum urban di kota-kota besar. Mereka tercermin dari apa yang mereka gunakan, atau mereka konsumsi. Yaitu gaya hidup yang mobile, mewah, dan nyaman. Ini kemudian disebut sebagai konsumsi simbolik; barang-barang yang mereka konsumsi menyimbolkan ‘siapa diri saya’, dan ‘apa status sosial saya’. Hal ini dipengaruhi pula oleh adanya arus globalisasi lewat media massa. Yang kemudian, memunculkan pola konsumsi sebagai bagian dari gaya hidup kaum urban di kota-kota besar di negara berkembang, seperti Indonesia. Selain itu, efek globalisasi pulalah, Starbucks Coffee mempunyai citra elit sehingga, orang sudah mengaitkan Starbucks Cofee dengan gaya hidup kosmopolit dan modern.

PASAR JATINEGARA,PUSAT GROSIR “GADO-GADO” TERLENGKAP


Bila Anda berniat membuka usaha sendiri,coba sempatkan diri jalan-jalan ke pasar yang satu ini.Anda akan menemukan banyak sekali peluang dari sini.Saya menyebutnya pasar grosir “gado-gado” terlengkap,karena memang sebetulnya karakter pasar Jatinegara yang unik dibanding pasar grosir lainya.

Pasar Jatinegara ibaratnya miniatur dari pasar Tanah Abang,pasar Asemka,pasar Anyar Bogor,pasar pramuka,pasar proyek Senen yang digabung menjadi satu.Dan ini menurut saya hanya bisa di jumpai di Pasar Jatinegara.Walaupun ada pasar grosir lain yang lebih lengkap untuk produk tertentu,tetapi setidaknya disini bisa mewakili untuk Anda yang baru mau memulai usaha karena variasi produknya lebih banyak.

Apa saja yang di jual di pasar Jatinegara ?,diantaranya;
1.Semua jenis pakaian bisa kita dapatkan disini,dari mulai busana umum,busana muslim,busana muslim anak,dll.
2.Sepatu dan sandal serta kaos kaki juga sangat lengkap dari mulai merek terkenal seperti,Carvil,New Era,Ardiles,Homyped,Rindi sampai yang tiruanya juga ada.
3.Semua jenis eksesoris juga tersedia disini,dari mulai gantungan HP,tempat HP,sovenir buat pernikahan,pigura,kertas kado,dll

4.Disini juga kita bisa belanja tas sekolah,tas umum,tas wanita,sabuk,dompet dll.
5.Yang jualan grosir ATK juga banyak sekali semisal buku,spidol,pensil,clip,tempat file,dll.
6.Kita juga bisa belanja grosir obat-obatan OTC di sini seperti Oskadon,Bodrek,komix,Antangin dll,dijamin banyak tokonya.

7.Belanja barang pecah belah juga lengkap,seperti;tempat sabun,gayung,kursi plastik,piring,sendok,sapu,dll.
8.Alat-alat listrik juga tersedia,seperti;lampu,terminal/colokan,kabel,senter,baterai,dll.
9.Pakaian dalam atau Under wear juga lengkap tersedia baik untuk pria atau wanita.

10.Perlengkapan bayi sampai bajunya juga disediakan di banyak toko,tentunya dengan harga grosir.
11.Grosir spring bed,cover bed atau sejenisnya juga tersedia.
12.Grosir kosmetika dan sejenisnya juga ada,seperti:Pemutih wajah,sabun,shampo,minyak wangi dll.

13.Grosir kebutuhan dapur juga lengkap,dari mulai daging, kecap,saos,bumbu siap saji,dll
14.Grosir mainan anak juga sangat lengkap di sini.
15.Grosir plastik dan sejenisnya juga bisa kita temui disini.
16.Grosir rokok juga ada disi.

Dan munkin banyak lagi yang belum saya ketahui.Pokoknya Anda cari kebutuhan apa saja kemungkinan besar akan Anda temukan di pasar jatinegara.Sampai ada juga yang menjual daging katak segala.Dahsyat kan…?,pasar yang satu ini,makanya bila belum pernah ke pasar ini,tidak ada salahnya bila mencari peluang usaha dari sini.Bila Anda sudah sering kesana coba amati kembali,peluang usaha apa yang bisa Anda mulai dengan berbelanja grosir dari sini.

Sebagai tambahan,beberapa kategori produk yang saya sebutkan diatas,tidak semuanya berada dalam gedung utama pasar jatinegara,ada sebagian yang berada di sekitarnya,antara pintu masuk atau pintu keluar pasar jatinegara.

Saya melihat banyak sekali peluang usaha yang bisa di mulai dari pasar ini,bisa buka toko busana,toko busana muslim,toko busana muslim anak,toko sepatu dan sendal,toko ATK,toko mainan anak,toko under wear, toko baju bayi,toko sovenir,toko dompet,toko tas,toko obat-obatan,toko kosmetik,dan masih banyak yang lainya.Anda sendiri yang paling tahu dan lebih cenderung memilih usaha apa.Semoga bermanfaat…

Senin, 17 Januari 2011

Generasi Pasar Swalayan


Di kota besar, pasar pasar swalayan punya beragam segmen, hingga ada yang eksklusif. Di kota-kota kecil, Indomaret dan Alfamart ‘menginspirasi’ pemain-pemain lokal membangun usaha serupa. Di tempat-tempat seperti itu, satu dengan yang lain tak butuh diplomasi. Pola komunikasinya sangat minimalis. Masa depan Indonesia, ditentukan oleh mereka, para pemodal yang menyederhanakan interaksi.

Kita sekarang sudah bisa melihat akibatnya. Simak ramai lalu lintas ‘percakapan’ di media-media (jejaring) sosial, seperti Facebook dan Twitter. Satu dengan lain bisa saling komentar, debat hingga berpolemik, bahkan tak jarang memaki dan menghujat ‘lawan bicara’ dengan keberanian luar biasa. Situasi berbeda akan tampak ketika di antara mereka melakukan komunikasi secara tatap muka. Belum tentu secerewet di dunia maya.

Ada beberapa ciri menonjol pada mereka yang lahir setelah pertengahan 1980-an. Sebagian cenderung berani ngeksis dan eksis di wilayah anonim, namun menjadi pemalu ketika harus kontak mata dengan lawan bicara. Pada sebagian yang lain, kelewat percaya diri karena merasa memiliki kemampuan dan pengetahuan lebih, apalagi terhadap lawan audiens yang diketahui tak mengenal teknologi informasi.

Fenomena kopdar atau pertemuan tatap muka antarnarablog, kebanyakan lebih didorong sebagai aktifitas penggenapan sisi ‘asosial’ seseorang. Bagi warga kota, kebanyakan aktivitas rutinnya hanya: rumah-sekolah/tempat kerja-tempat makan-rumah. Berangkat pagi, pulang sore/malam, dan (boleh jadi karena itu) tak ada interaksi intens dengan tetangga/lingkungan. Tentu saja, tak semua generasi internet demikian, meski yang bergaul dalam pengertian melibatkan atensi, simpati dan empati terhadap sesama, bisa disebut anomali.

Ciri umum generasi begini: mudah terkagum-kagum (gumun) pada sesuatu yang pertama kali dilihat/dialami, meski itu sudah lazim diketahui sebagian besar yang lain. Entah itu jenis makanan, pakaian, tempat rekreasi, hingga produk-produk tertentu keluaran pabrik tertentu.

Untuk kelompok ini, saya menyebutnya sebagai generasi (produk) pasar swalayan. Mereka biasa melihat, memilih sesuai keinginan tanpa perlu tanya ini-itu. Biasanya, referensinya terhadap pilihannya sudah memadai entah diperoleh dari orang terdekat atau lewat pesan yang sudah didesain sedemikian rupa oleh praktisi komunikasi alias materi iklan.

Di seberang generasi pasar swalayan, terdapat kelompok lain yang ‘kuno’ namun memiliki kemampuan adaptasi tinggi. Pada ‘generasi kuno’, melekat apa yang dinamakan rasa percaya diri, sehingga memiliki keberanian melakukan kontak mata dengan mitra bicara. Mereka belum tentu berasal dari orang-orang yang lahir jauh sebelum 1980-an. Saya menduga, kuncinya terletak pada pendidikan keluarga.

Keluarga beruntung adalah mereka yang masih sering menyuruh anak-anaknya berbelanja di pasar tradisional atau warung-warung/toko-toko yang tak mencantumkan label harga. Di tempat-tempat seperti itu, masih terdapat komunikasi paling minimal, seperti menanyakan harga. Mereka yang sampai melakukan tawar-menawar bakal menjadi manusia (lebih) ‘unggul’, sebab memperoleh medium belajar menumbuhkan keberanian, seni diplomasi dan negosiasi.

Intinya, mari kembali ke pasar tradisional. Kita bisa belajar banyak dari sana. Termasuk, menghidupkan sektor riil, karena modal akan berputar di situ-situ juga. Tidak seperti pasar swalayan seperti Indomaret atau Alfamart, yang semua keuntungannya akan ‘lari’ ke Jakarta.

Ke mana larinya uang yang kita belanjakan ke hypermarket yang sahamnya dimiliki perusahaan asing?

Mari kita mendidik diri, keluarga dan lingkungan terdekat kita. Tak harus memusuhi yang serba asing. Kalau hanya untuk beli gula, garam dan sayur-sayuran, baiklah kita ke pasar tradisional, pedagang keliling atau di lapak-lapak di dekat rumah kita.

Mal dan Imajinasi Gaya Hidup



KOMPAS.com - Pusat perbelanjaan di Jakarta tak lagi sekadar menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi kian menjelma sebagai jantung kehidupan urban. Di antara gerai-gerai mewah, barang-barang konsumsi gaya hidup, dan kerumunan pengunjung, kegiatan kreatif berlangsung setiap hari.

Kami sedang membuat laporan,” kata Shinta (30), sambil sibuk mengetik dengan laptop. Di depannya ada Wita (38) yang juga serius memelototi layar komputer jinjing.

Keduanya mahasiswi program magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Mereka bertemu untuk merampungkan makalah kuliah Kajian Administrasi Rumah Sakit.

Adegan itu tidak terjadi di kampus, tetapi di Starbucks di lantai I Cilandak Town Square, Jalan Jenderal TB Simatupang, Jakarta Selatan. Sambil bekerja, sesekali keduanya menyeruput kopi panas atau mengunyah roti. Kadang, mereka menengok kerumunan orang di pusat perbelanjaan itu, Selasa (4/1/2010) sore. Mengerjakan tugas sambil rekreasi?

Dua hari sudah kedua perempuan itu nongkrong di situ. Sehari sebelumnya mereka bekerja dari sore hingga tengah malam. Selasa itu mereka mengetik sejak pukul 10.00. ”Mungkin nanti sampai larut malam, tergantung selesainya laporan ini,” kata Shinta.

Bagaimana mereka bisa bekerja di tengah keriuhan mal? ”Kami malah merasa segar menulis di keramaian. Kalau di rumah, bawaannya suntuk. Belum lagi diribeti urusan rumah tangga dan anak. Kalau agak jenuh, kan bisa beli makanan atau jalan-jalan,” kata Wita.

Kegiatan serupa dilakoni Ade Purnama (34), penggiat komunitas Sahabat Museum. Tinggal di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ia mengenal Pondok Indah Mal (PIM) I sejak bersekolah di SMP. Bahkan PIM I disebutnya rumah kedua karena menjadi salah satu tempat dia tumbuh.

”Saya bisa cuci mata, makan, belanja, kerja, sampai rapat di mal. Semuanya bisa dalam satu kunjungan. Saya selalu bawa laptop meski tujuan awalnya belanja. Mal sudah jadi bagian dari hidup saya,” kata lelaki yang bisa hampir setiap hari ke mal itu.

Cerita Shinta, Wita, dan Ade bisa mewakili kisah banyak orang yang memanfaatkan mal untuk bekerja atau kegiatan lain. Ini menandai kian bergesernya masyarakat dalam menilai mal yang tak semata tempat belanja, melainkan juga menjadi ruang bersama untuk berbagai kegiatan kreatif. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di mal.

JAJAN PASAR DI PERGAULAN URBAN


Jajanan pasar, makanan yang sering dianggap “ndeso” itu, memutar roda perekonomian rakyat. Tengok saja pasar subuh Senen yang beromzet rata-rata Rp 1 Miliar semalam. Kini jajanan pasar bertransformasi, bergaul dalam kehidupan urban dan melenggang ke mal.

Pasar subuh Senen merupakan “surga” bagi penggemar jajanan pasar di Jakarta. Bayangkan, hampir semua jenis kue pasar yang mungkin kita kenal ada di sini. Mulai dari lemper, klepon, cenil, bika ambon, putu mayang, bugis, talam, wajik, ongol-ongol, hingga semar mendem. Kue yang dulu tidak dijual di pasar tradisional seperti tar, black forest, dan tiramisu kini juga tersedia di pasar subuh.

Untuk urusan harga, seperti biasa, semakin borongan tentu semakin murah. Range harga pun beranekaragam. Dari mulai Rp. 500-an, Rp. 1.000-an, bahkan Rp. 20.000-50.000-an untuk kue tart. Sama halnya dengan di Blok M, pedagang kue di sini juga membolehkan pengunjung untuk meng-icip-icip beberapa kuenya, supaya percaya rasa dan kualitasnya. Hmm..siapa yang nggak menolak melihat kue-ke mungil nan cantik serta menggugah selera?

Memasuki pasar yang ramai menjelang tetesan embun pertama turun itu, kita akan menyaksikan semangat wong cilik untuk memperjuangkan hidup. Tanpa gembar-gembor soal target pertumbuhan, pedagang kue subuh sanggup memutar roda perekonomian rakyat. Rudianto (58) penjual kue tar, bolu, dan karamel sejak tahun 1982 mengatakan, uang yang beredar setiap malam dari bisnis kue setidaknya Rp 1 miliar.

Bagaimana penganan rakyat menyesuaikan diri dengan gaya hidup urban? Dengan cerdas, para pembuat jajan pasar mengubah kemasan agar penganan tetap tampil gaul tanpa kehilangan rasa “tradisional”-nya.

Selain di pasar subuh Senen, jajanan pasar juga melenggang di mal. Tengok saja ongol-ongol yang dijual di butik kue Tradisional Markoek di Menteng Huis, Jakarta Pusat, yang dibuat versi mini. Kalau biasanya jajan pasar berbahan dasar tepung sagu iniberbentuk bulat, Markoek menjuaqlnya dalam bentuk jajaran genjang kecil-kecil. Dengan ukuran tersebut, makan ongol-ongol dari Markoek tak ubahnya seperti kita menikmati camilan kacang. Sulit untuk berhenti. Jadi, rumusnya kira kira “kecil itu enak”.

Konsumen Toko Kue Martin lebih menyukai ukuran kue yang kecil dengan alasan kepraktisan saat makan. Konsumen rupanya mempunyai persepsi berbeda tentang ukuran penganan. Kalangan menengah ke atas ini juga menuntut agar kue terbuat dari bahan berkualitas nomor satu dan rasa kue yang lezat. “makanya kue yang kecil biasanya justru lebih mahal” katanya pemilik kue.

Begitulah orang-orang ulet dan kreatif menjadikan jajan tradisional tetap “gaya” di tengah perubahan zaman.