Keadaan ekonomi yang semakin sulit, menjadikan masyarakat lebih mementingkan kebutuhan pokok ketimbang urusan penampilan. Ditambah lagi dengan menjamurnya pesaing-pesaing salon yang telah memiliki nama sebelumnya sebagai salah satu indikasi penurunan omset.
Hal ini diakui oleh Nur, Dedi dan Rian, karyawan di pangkas rambut Iyon Salon dan Guns Salon yang berlokasi di Jalan Raya Duta Pelni, Auri. Kendati lebaran Idul Fitri tinggal menghitung hari, namun penghitungan omset salon dan pangkas rambut di Auri belum memenuhi target yang diinginkan. Pasalnya, penghasilan di bulan puasa ini mengalami penurunan cukup tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya. Nur, kasir pangkas rambut Iyon Salon mengaku jika tahun-tahun sebelumnya, omset bisa mecapai Rp 1.500.000,- pada hari minggu di bulan puasa, kini hanya mampu mendapatkan rata-rata Rp 500.000,- di hari yang sama.
“Merosot tajam dibandingkan dengan tahun kemarin, sekarang dapat Rp 1 juta juga susah, belum lagi omsetnya harus dibagi dua dengan pemilik salon, jadi yang setengahnya lagi harus dibagi untuk 5 orang karyawan” keluh Nur yang menjadi kasir sejak 1999. Keluhan serupa juga disampaikan Dedi karyawan cukur di Iyon Salon. Ia mengatakan jika dalam sehari di bulan puasa tahun lalu, pelanggan yang datang mencapai 30 orang. “Sekarang maksimal hanya lima orang” keluhnya
Setali tiga uang, salon Guns juga mengalami hal yang sama. “Tahun kemarin lebih baik, sekarang omsetnya merosot,” kata Rian sambil menata rambut kliennya. Namun, di bulan puasa, memang ada peningkatan untuk potong rambut meskipun masih kalah jauh dibandingkan tahun lalu.
“Dari hanya 10 orang dihari biasa, namun di bulan puasa bisa mencapai 20 orang” katanya.
Untuk tarif potong rambut Iyon Salon mematok harga Rp 15.000,-. Sedangkan Guns Salon mematok harga Rp 20.000,-. Selain itu, ada pula pelayanan tambahan berupa pijat kepala bagi yang menginginkan.
Untuk itu, para karyawan di Iyon Salon dan Guns Salon berharap usaha mereka akan tambah ramai ketika malam takbiran.